taste

Beberapa hari yang lalu saya menerima rekap laporan royalti beberapa buku yang telah jatuh tempo semesteran untuk diajukan ke bagian keuangan. Sebagian besar, jumlahnya besar-besar 😀 Yang pasti, tidak akan habis untuk dibuat makan bakso setiap hari sepanjang tahun. Jangan heran kalau ngalah-ngalahin salary editor yang menjadi bidan guna melahirkan buku-buku tersebut 😀

Ciri-ciri lain lagi, sebagian besar itu milik penulis pemula–bukan penulis beken yang namanya telah sohor dan sudah malang melintang di dunia perbukuan. Sementara ciri yang tak kalah penting, buku-buku laris tersebut ditandai oleh hubungan yang komunikatif (konsultatif) antara pengarang dan editor. Jadi, dapat dibahasakan bahwa peran “duduk bersama” merancang buku sangatlah menentukan kesesuaian isi buku dengan kebutuhan pembaca.

Di luar masalah-masalah teknis, ada sebuah rahasia yang tak bisa disembunyikan siapa pun, yaitu pokok tentang taste. Buku apa saja, untuk siapa saja, dalam format apa saja, bilamana pengarangnya tidak bisa menemukan taste pembacanya, hampir dapat dipastikan bukunya akan jeblok di pasar *ke laut aja dehhh. Mana bisa buat makan bakso setahun??

Soal yang satu ini, taste, saya teringat pergulatan sebuah perusahaan besar produsen kecap di Indonesia yang mencoba membuat kecap dengan taste nasional. Hasilnya? Tidak pernah maksimal. Karena pada wilayah-wilayah tertentu, dia kalah dengan kecap lokal. Alkisah, demikian pula ketika sebuah pabrik teh terkenal di tanah air ini hendak melakukan diversifikasi produk. Tim Litbang mereka melakukan riset yang lama, jauh, dan panjang untuk menemukan taste mayoritas. Mereka bersafari dari pulau ke pulau, masuk ke rumah-rumah penduduk, melakukan wawancara berjam-jam tentang pola minum teh penduduk setempat.

Jadi, di sinilah sebenarnya perjuangan seorang pengarang yang jarang disadarinya, yaitu menemukan taste, seperti pabrik rokok menemukan saus yang tepat bagi produknya agar bisa diterima secara mayoritas. Setelah membaca ini dan tahu, maka terimalah ucapan kami: “Selamat berjuang, kawan!” 😀

4 Responses to “taste”

  1. caroline Says:

    makasih ya, pak buat postingannya. saya jadi banyak belajar nih… klo saya mo jadi penulis dan bikin buku saya kudu bisa menemukan taste pembaca dong ya? ehm, dan pastinya sering duduk bareng para editor untuk berkonsultasi dan bertukar pikiran. saya inget2 deh, pak… hehehe. sapa tau one day saya bisa jadi penulis laris yang royalti bukunya bisa buat beli pizza meat lover cheesy crust ukuran gede selama setaun ga abis2… hahaha… judulnya laper inihh… 😛

  2. ilhamdi Says:

    taste,betul banget tuh …..

    tapi gak takut dipalakin sama orang – orang dari star mild,ntar tagline iklannya kan sama ,taste ( eh iklannya star mild apa u mild ya ,lupa dah lama gak liat iklan 🙂 )

    ha ha ……

  3. krismansyah Says:

    Ehm, saatnya saya sebagai salah satu mahasiswa jurusan marketing Akademi Pimpinan Perusahaan Jakarta untuk angkat bicara *padahal masuk kuliah aja nggak pernah*
    Menurut saya, yang paling mendasar adalah sebuah produk (dalam hal ini buku) harus memiliki STP (segmentasi, targeting dan positioning yang kuat) Jika kita sudah tau sasaran produk kita mau ditujukan ke mana itu akan secara otomatis menciptakan taste yang tepat. Contohnya mau bikin PELIT. Kita harus terlebih dahulu memperhatikan siapa pembaca PElit. Anak mudakah? Orang tuakah? Nenek-nenek kah? Nah, jika pertanyaan itu sudah kita jawab, kita tinggal menyesuaikan taste (gaya penulisan) yang sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
    Lebih jauh lagi, sukses atau tidak suksesnya sebuah produk (buku) di pasaran juga ditentukan oleh faktor-faktor 4P dalam Marketing Mix (product, price, promotion, place) Tentunya di sini sangat dituntut kejelian dari tenaga pemasaran.

  4. morningdew Says:

    @ Kris: Selamat pagi, Bapak dosen… yg bikin pe-er tentang “taste” itu sebagai turunan dari judul besar bernama Produk, heheh 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s


%d bloggers like this: