editor bisa sakit?

Rasanya, ini bukan perjalanan ke luar kota tercapek dalam hidup saya. Seingatnya, ini juga adalah sakit pertama yang saya alami dalam tahun ini. Kesimpulannya, semoga ini sakit pertama dan terakhir untuk tahun 2008 🙂

berpindah-pindah kota secara beruntun, secara sengaja maupun mendadak dalam rangka menguber pengarang, bukanlah hal yang luar biasa. Belum lama berselang misalnya, terjadi tik-tok Jogja-Solo-Jogja-Surabaya-Jogja. Hasilnya, cuman teler2 dikit. Tidur secukupnya, pulih deh.

Kali ini sebenarnya perjalanan lebih manja. Memang sih rapatnya duduk melulu dan diguyur angin AC. Namun berakhir hepi-hepian makan enak di Bandar Jakarta, Ancol. Esoknya, mungkin agak melelahkan. Nongkrongin warung di Gramedia Grand Indonesia selama berjam-jam berdiri, dari siang hingga malam menjelang.

Namun kalau disimak lebih lanjut, sakit kali ini tampaknya kontribusi dari solmet di pemasaran. 3 hari 2 malam mesra semobil n sekamar berdua, cukup menanamkan virus ke dalam masa inkubasi. Alhasil, saat tubuh melemah, skenario sehat pun berubah.

Yasud, rasanya bagus juga… bisa duduk manis nonton Superman Returns di tipi tanpa terhadang editing naskah. Sekaligus ngasih tahu bahwa saya memang bukan Superman. Lah wong Superman aja di film itu masuk rumah sakit jehh.