Pembaca yang menemukan bacaan bergizi, ibarat sepasukan kuda liar menemukan padang sabana untuk menari. Derap kaki hewan-hewan perkasa itu, terasa berdepakan di dalam dada. Atau, dalam ungkapan yang terdengar lebih romantis, cinta terkadang tak butuh waktu lama untuk menemukan tambatan; ia luruh di pandangan pertama. Nah, di hari Minggu siang kemarin (16/11), saat membacaKompas, saya terpikat pada sebuah tulisan di rubrik Santap. Hati saya luruh sejak judul dan paragraf pembuka.
Menulis artikel bertemakan kuliner atau wisata/traveling, bukanlah pekerjaan mudah. Anda bisa saja mendapat sponsor dengan dana triliunan tanpa batas untuk digunakan berkeliling dunia, tetapi pulang sebagai seorang gadis berpakaian minim karena kehabisan kain bernama “kata-kata” untuk membagikan kisah yang Anda alami dalam perjalanan mahal tersebut kepada orang lain, dalam konteks ini pembaca. | Selengkapnya
Tags: kompas, kompas minggu, nulis, puding hangat dari masa lalu, sarie febriane
Leave a Reply