“Nenek saya seorang pembohong.” Ini kali kedua saya menuliskan pengakuan melalui kalimat ini. Kembali saya tuliskan di sini dengan perasaan tulus dan tarikan napas lapang. Semasa kecil, saat kami kumpul bersama-sama tante-tante, Nenek becerita bahwa ia orang bodoh yang tak pernah duduk di bangku sekolah. Saya tidak membantah, bukan karena pencitraan sebagai cucu yang baik. Karena percaya atas ucapannya. Dasarnya sederhana saja. Ayah saya saja, sebagai putra sulung beliau, hanya bersekolah sampai kelas tiga Sekolah Rakyat (SR, kini kita mengenal dengan sebutan Sekolah Dasar). Kurang yakin apa bila dalam kehidupan sehari-hari, Nenek saya tidak bisa menulis. | Selengkapnya
Tags: Wise Waste
Leave a Reply