Rajin Teguk Tubuh Sehat

20150531_230725Siapa orang yang meremehkan (minum) air putih? Pasti saya ada di barisan ini. Bahwa dalam sehari kita harus minum air sebanyak 8-9 gelas, itu sudah saya hapal sejak duduk di SMP. Namun, ibarat Timur dan Barat yang bertolak belakang, begitulah isi otak dan tindakan sehari-hari, kerap tak berjalan seiring. Namun, ada dua peristiwa sederhana yang saya alami, yang mengubah semua ini.

Suatu ketika saya numpang pipis di toilet sebuah kantor. Sambil melepas kelegaan, mata saya jelajatan. Tepat di samping kanan saya, ada stiker dengan warna gradasi kuning tertempel di tembok. Saya memicingkan mata dan membaca dengan teliti. Wow, stiker itu ternyata bisa mengukur tingkat dehidrasi yang kita alami sesuai dengan warna urine. Penasaran, saya lantas mencocokkan pipis saya yang sedang mengucur dengan kategori di stiker tersebut. Ups! Celaka, kok saya tergolong kena dehidrasi?

Saya harus mengakui bahwa saya malas minum air putih. Kalau orang dulu bilang “banyak anak banyak rezeki”, maka bagi saya “banyak minum banyak sengsara”. Coba, tidak setiap tempat mudah menjumpai toilet, apalagi yang bersih dan tidak bikin merinding. Dan, Anda tahu kan betapa sengsaranya menahan nada getar karena kebelet kalau pas lagi di jalan.

Itu kejadian pertama. Yang kedua, melalui rubrik konsultasi kesehatan, saya disadarkan bahwa radang tenggorokan yang sering menghampiri saya, antara lain bisa disebabkan oleh jarang minum air. Padahal, saya sering sekali dan kapok menghadapi radang yang nongol. Sejak remaja, saya langganan sariawan. Iseng, saya pun men-treatment diri sendiri. Jika tenggorokan saya mulai kering dan seret, saya menggelontornya dengan air suam kuku segelas besar penuh. Hasilnya? Mujarab! Sariawan tak jadi datang.

Sejak itu saya disadarkan untuk rajin minum air. Tentu ini tidak mudah karena saya mengalami kendala. Saya tidak tahan meminum air dalam jumlah banyak sekaligus. Terasa eneg dan mau muntah. Setelah putar otak, saya menemukan ide sederhana. Saya mengkonversi takaran 8-9 gelas air sehari dengan botol air mineral ukuran 330 ml. Dengan botol yang mudah dibawa ke mana-mana, saya bisa menenggak air seperlunnya tapi berulang-ulang. Menggunakan matematika sederhana, saya menghitung bila kita membutuhkan sekitar 2 liter air perhari, maka takaran dalam ukuran 330 ml sama dengan 6-7 botol air. Jika dibagi pagi, siang, sore, dan malam dengan minum 2 botol, maka sehari saya harus minum 8 botol x 330 ml = 2,6 liter. Wow! Melebihi ekspektasi.

Mula-mula tekad ini tidak mudah dilaksanakan. Faktor lupa atau malas jadi penghalang. Namun kesadaran dan disiplin, akhirnya tidak sulit dilakoni. Bahkan saya melakukan treatment ini: Jika urine saya agak kuning karena suatu acara yang tidak memungkinkan saya minum, saya segera menebusnya dengan meneguk 1 botol air secara sekaligus dengan jeda 2x. Untuk mengatasi eneg, saya sesap minuman ringan yang manis. Rasa eneg pun segera berlalu dan saya siap meminumnya lagi.

Kini, keinginan untuk terus minum telah berlangsung secara otomatis. Ke mana saja, saya selalu membawa botol air minum, baik ukuran 330 ml atau lebih kecil bila mengikuti acara-acara tertentu. Ini ibarat polisi yang selalu membawa pistol ke mana pun ia pergi. Atau, mobil yang selalu membawa ban serep. Itu sebabnya saya kini jadi pede untuk mengkategorikan diri sebagai HealthAgent sebagaimana diusung oleh Nutrifood. Yes banget, kan?

#HealthAgent

Tags: ,

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s


%d bloggers like this: