Ini malam larut pertama aku memergoki ayah mengendap bangun dan pergi diiringi lolong anjing kampung. Ibu tak bereaksi, memainkan sandiwara tidur lelap di samping ketiga adikku. Dan saat suara jengkerik kian tajam, ayah menyusup masuk ke dalam rumah. Segulung kertas menyembul dari ransel tuanya.
Ya, di malam hari ayah mencabuti poster-poster yang semula tertempel di tembok jalanan. Tidak, ayah bukan pencuri dan kertas-kertas itu tidak untuk dijual kiloan. Iklan-iklan makanan itu akan menghiasi dinding gedek rumah kami. Ayah ingin kami melewati malam dengan senyum. Sekendi air dan tatapan tajam ke poster-poster itu, cukup mengantar kami ke lelap malam dengan perut terasa kenyang. #FlashFiction
Tags: ceritamini, flashfiction, nulisrandom, NulisRandom2015
Leave a Reply