Jauhi Mi Instan, Eh Ketemu Mi Tropicana Slim

20150614_100855Media Sosial (medsos) terbukti efektif. Tweet “kampanye” untuk menjauhi mi instan, berhasil memengaruhi kami sekeluarga. Kini, meskipun putri kami merengek-rengek minta dimasakin, kami akan akan berhitung terlebih dahulu kapan terakhir dia makan mi instan.

Kami sih belum berhenti total mengonsumsi mi instan, tapi sudah sangat ketat dalam menahan godaan lidah semenjak kami mendapat “edukasi” melalui medsos. Seperti senjata rahasia, kebutuhan untuk memasak mi instan hanya terjadi bila kami berada dalam situasi dan kondisi yang kepepet.

Tiga minggu lalu saat berbelanja kebutuhan pokok bulanan di sebuah hypermark, langkah kaki saya menghampir bagian mi instan. Ya, maksud hati sekadar menyetok ala kadarnya. Saat tiba di rangkaian rak yang bersandar di dinding, wow… saya bagai menghadapi parade sebuah festival. Berbagai merek dan berbagai rasa tampil cantik seolah memanggil saya untuk memborong satu persatu varian yang tersedia. Meskipun tak tergoda, saya iseng menelusuri dari ujung ke ujung, sekalian mencari varian tertentu yang menjadi favorit kami sekeluarga.

Di antara sekian banyak itu, mata saya melihat ada yang aneh terselip di pojokan. “Hm, kayaknya saya belum pernah tahu yang jenis itu,” gumam saya. Saya pun menghampiri dan mengamatinya. Terbaca jelas: Less Fat Noodles, Mi Kering Tropicana Slim. Secara otomatis, mata saya lalu turun ke label harga. Ups! Kok mahal banget? “Gila… enggak banget deh,” protes saya.

Kaki saya hampir mengajak tubuh saya untuk melewatinya saat ekor mata saya menangkap empat bulatan hijau muda yang tampak di sisi kiri bungkusnya. Saya memicingkan mata dan membaca teksnya: “Lebih Rendah Lemak”, “Lebih Rendah Natrium”, “Sumber 6 Vitamin & 1 Mineral”, dan “Sumber Serat”. Wow, benarkah? Setahu saya, kandungan garam, lemak, dan kalori yang tinggi tidak boleh dianggap remeh. Itu semua bisa bikin tubuh melar dan berkontribusi mengganggu kesehatan.

01

Saya mengambil dan membalikkan bungkusnya, ada teks dalam desain yang menyita mata. Terbaca jelas uraiannya, “Mi adalah kuliner populer & sangat disukai. Tropicana Slim Less Fat Noodles merupakan mi dengan kandungan lemak yang lebih rendah. Tropicana Slim Less Fat Noodles pilihan mi instan yang enak.”

Setelah meneliti lebih jauh, meskipun niat hati dibendung oleh harganya yang elite, akhirnya saya memutuskan untuk membeli tiga bungkus guna uji coba di rumah buat kami sekeluarga. Coba tebak, apa yang membuat saya memantapkan hati untuk tergoda? Ya, karena saya bisa membaca siapa yang memproduksi mi ini. Sebuah nama yang sudah sering berpromosi untuk produk-produk sehatnya. Di situ tertera lengkap informasi cara mengontak produsennya, mulai dari nomor telepon reguler, nomor telepon bebas pulsa, nomor untuk SMS, alamat email, hingga jam kantor untuk mengontak CS. Gila, perusahaan ini pasti yakin banget pada produknya ini dan sangat care pada konsumennya sampai selebar itu membuka diri.

Sampai di rumah saya berkata bangga kepada istri saya, “Nah, ini dia mi instan yang ramah buat kita. Namanya Mi Kering Tropicana Slim. Coba deh lihat. Bisa kita coba nih besok pagi.”

Esoknya, rasa penasaran saya belum juga tuntas. Pertanyaan pertama yang mengganggu saya adalah kok secara bungkusan Mi Tropicana Slim ini lebih besar daripada mi instan pada umumnya? Setelah membukanya, dugaan saya terbukti benar. Ada yang mewadahi mi ini sebelum dimasukkan ke dalam bungkusnya. Tentu ini soal menjaga kualitas dalam hal pengemasan agar mi ini mudah ditumpuk saat dipajang dan sekaligus agar tidak mudah remuk karena terlindungi. Hm, ini ide yang keren.

02

Saat hendak memasak Mi Tropicana Slim ini, istri saya membaca petunjuknya yang sederhana dengan ukuran huruf yang lebih besar dari mi instan lainnya. Ia berujar, “Agak beda nih… Airnya lebih banyak, 500 cc. Terus masa mendidihnya juga lebih lama, 6 menit. Pasti ada maksudnya nih…”

“Tahu, enggak…” kata istri saya lagi. Saya tentu saja menggeleng. “Ta’ kasih tahu ya,” ujarnya. “bentuk mi-nya pipih dan lebar. Aroma bumbunya unik, beda banget deh. Ini kayak bumbu rumahan gitu…”

03

Benar saja. Saat disajikan, saya menemukan Mi Tropicana Slim ini pipih-lebar, dan saat disantap terasa banget di mulut karena kepipihannya. Mengecap rasa dari bumbunya, spontan saya teringat pada aroma bumbu di sebuah restoran mi di sebuah mal.

“Lumayan nih,” puji anak saya yang sering terkena rambu dilarang makan mi instan. “Rasanya gak biasa, tapi mi ini sehat kan?” lanjutnya dengan bahasa menggoda dengan maksud: “Jadi sekarang boleh dong sering-sering minta dimasakin mi instan“.

“Enggak juga,” jawab saya sekenanya setelah menangkap maksud tersembunyi dalam kalimatnya.

“Loh, kok?” protes anak saya.

“Karena sekarang sudah habis, ayah hanya beli tiga bungkus untuk uji coba. Lagi pula varian yang ada cuma satu, Ayam Bakar,” jawab saya.

“Ah, sayang banget. Besok ayah telepon dong ke CS-nya, minta disediain varian lain…” sahutnya.

Istri saya menimpali lebih lanjut, “Tahu enggak apa lagi yang berbeda?” Saya menggeleng sambil terus mengunyah. “Warna air hasil rebusannya tidak sekeruh-kuning biasanya,” infonya.

“Oya?” Saya agak terkejut, karena ini bagian yang selama ini cukup saya khawatirkan dari mi instan.

Saat piring-piring sudah kosong dan mengisi malam dengan online, iseng saya mengulik informasi lebih lanjut mengenai mi ini. Tanpa sengaja, saya mendapatkan informasi yang sangat berarti. Ternyata rahasia rendah lemak Mi Kering Tropicana Slim ini terletak pada proses produksinya yang dipanggang, bukan digoreng sebagaimana mi instan pada umumnya.

Ohhh… pantas saja produsennya sangat pede bahwa mi ini aman dikonsumsi tua, muda, anak-anak, penderita hipertensi dan diabetes, maupun orang-orang yang sedang berdiet. Seharusnya semua mi instan kayak gini ya, gumam saya dalam hati.

Tags: , , ,

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s


%d bloggers like this: