Waktu bergerak dan bergulir tergesa, namun bayang-bayang keharusan bagiku untuk membayar utang padamu tak lelah mengejar. Hari-hari sebelum aku menyeberang ke negeri tetangga, kau menyapa, mengajak, mempersuasif bahkan menonjokku untuk mengikuti even “Menulis Surat” Fiksiana. Dan kau gagal. Aku cukup tegar tengkuk untuk menolak. Alasan bahwa aku tak punya subjek untuk ditulis, kau tolak mentah-mentah. Padahal, aku mengungkapkannya dengan jujur. | Selengkapnya
Tags: fiksiana, Kompasiana
Leave a Reply