Saya mengenal Hokben sebelum restoran siap saji ini membuka gerai di Yogyakarta, dan tentu saja sebelum mengubah nama (rebranding) dari Hoka-Hoka Bento menjadi Hokben, dan kini dikenal juga sebagai Hokben Restoran Halal. Cepat saji dan beragam menu menjadi pertimbangan utama terutama kala saya mengalami keterbatasan waktu saat menunaikan tugas di luar kota.
Tanpa mengenal siapa pemiliknya, saya kemudian dibuat respek saat seseorang mengontak saya dan menyampaikan permohonan informasi. Saat itu (2006) Yogyakarta baru saja diguncang gempa bumi tektonik kuat 5,9 Skala Richter. Seorang teman memberi tahu saya bahwa Hokben akan mengirimkan bantuan melalui jalur darat untuk wilayah Yogyakarta dan Solo. Saya dimintai rekomendasi ke mana sebaiknya bantuan Hokben ini disalurkan.
Naluri mengantarkan saya untuk bertanya, apakah Hokben sedang melakukan penjajakan untuk membuka cabang di Yogyakarta dan Solo? Teman saya menjawab “tidak”. Hokben, katanya, belum berencana untuk membuka cabang di sini. Saya hanya bisa terdiam, dan sejak itu diam-diam terbit respek dalam hati saya.
Waktu bergulir hingga tiba di tahun 2010, restoran yang lahir pada 18 April 1985 ini pun mengembangkan sayapnya ke wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk wilayah Yogyakarta, gerai yang dibuka bukan hanya di Plaza Ambarrukmo dan Malioboro Mall, Hokben pun hadir di lokasi strategis Jalan Kaliurang dan memberi pelayanan 24 jam.
Hokben Kaliurang menjadi episentrum bukan hanya dari sisi luas gerai, melainkan juga fasilitas pendukung lainnya. Misalkan saja tersedianya pilihan ruang makan di dalam (indoor) atau di luar (outdoor), ruang khusus untuk merayakan ulang tahun, serta arena bermain (playground) tempat anak-anak dapat bermain dengan bebas.
Sebersit respek saya itu, kian menguat saat mendapat kesempatan mendengarkan perjuangan restoran dengan konsep “Japanese Fast Food” terbesar di Indonesia dalam memperoleh Sertifikat Halal resmi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam kesempatan tersebut Ibu Ir. Hj. Osmena Gunawan, Wakil Direktur LPPOM MUI Pusat, berbicara banyak mengenai dasar pikir dan tindak serta proses mengenai Sertifikasi Halal dan Sistem Jaminan Halal (SJH)
Dalam pemaparannya Ibu Osmena Gunawan mengupas jelas mengenai standard, landasan hukum agama, serta alasan ilmiah mengenai penetapan kehalalan. Disampaikan pula bahwa terdapat 11 Kriteria Sistem Jaminan Halal (SJH) yang harus dipenuhi untuk mendapatkan Sertifikat Halal MUI. Untuk memperjelas pemahaman kita, kesebelas kriteria tersebut saya tuliskan di sini:
- Kebijakan Halal
- Tim Manajemen Halal
- Pelatihan dan Edukasi
- Bahan
- Produk
- Fasilitas Produksi
- Prosedur Tertulis Aktivitas Kritis
- Kemampuan Telusur (Traceability)
- Penanganan Produk yang Tidak Memenuhi Kriteria
- Audit Internal
- Kaji Ulang Manajemen
Sebuah perjalanan panjang pasti telah ditempuh oleh restoran yang menyajikan makanan yang variatif, higienis, cepat saji ini. Sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat produk yang kemasannya menorehkan logo halal tapi sejatinya abal-abal. Namun tidak demikian dengan Hokben. Semenjak September 2008 Hokben telah mendapatkan Sertifikat Halal dari MUI, dan Sertifikat Halal itu terus diperbarui selama empat kali. Pembaruan terakhir pada September 2015 dan berlaku hingga 2017. Sementara dalam hal Sistem Jaminan Halal (SJH), HokBen berhasil meraih Kategori A, yang artinya masuk dalam kriteria Sangat Baik.
Sebagai penanda keseriusan, HokBen memiliki tim halal yang bertugas melakukan sosialisasi ke semua gerai. Staf-staf khusus ini akan memastikan semua proses sesuai dengan prosedur standar halal. Hokben menjaga semua bahan baku, bumbu, dan pewarna dalam standard halal. Sementara untuk daging, diimpor oleh vendor yang sudah diaudit halal.
Oya, jika suatu ketika di sebuah tempat Anda merasa ragu akan kehalalannya, tak perlu cemas. MUI sudah membangun fasilitas akses database daftar resto yang tervalidasi. Dengan mengirim pesan ke 98555 dengan format: Halal namarestoran.
Bukan sekadar pemenuhan legalitas, Hokben terus berinovasi untuk melakukan penetrasi pasar dan menghadirkan manfaat untuk sesama. Momen Ramadan disiapkan dengan baik melalui layanan, sajian, menu, dan program.
Lebih jauh dari itu, Kartina Mangisi selaku Communication Division Head juga mengisahkan perjalanan korporat, kontrol mutu, dan inovasi/kreasi produk. Menyambut Ramadan misalnya, Hokben meluncurkan Bento Ramadan.
Selain itu ada paket menu terbaru Omiyage dengan tagline Berbagi Dalam Kehangatan. Paket Omiyage dan hidangan lainnya dapat dinikmati bersama atau dijadikan hantaran untuk sahabat, keluarga, kerabat, atau pihak tertentu.
Program “berbagi untuk sesama” ini diusung dengan nama “Share to Love, Love to Share“. Sesuai tagline-nya, diharapkan Omiyage atau paket lainnya dapat membawa kehangatan dan membangun kebersamaan dengan orang-orang terkasih.
Bukankah kebersamaan dan kehangatan kini menjadi “sesuatu” yang kerap kali “mahal” dan harus diperjuangkan? Tampaknya inilah ciri Hokben, berbisnis dan bermanusiawi kita diajak melangkah bersama. Dan program ini sekaligus dapat berfungsi pengingat bagi siapa pun untuk kembali memikirkan yang fitrah dan mulia.
“Haik!“
Tags: Bento Ramadan, Hokben, Hokben Restoran Halal, kuliner, Kuliner Jepang, Kuliner siap saji, Omiyage, Share to Love Love to Share
June 14, 2016 at 1:58 am |
Dengan code of conduct seperti ini semoga Hokben semakin sukses di masa depan. Amin
June 14, 2016 at 2:22 am |
Hai Bu Evi, pakabar?
Sikap manajemen yang seperti ini memang patut diapresiasi dan ditiru.
June 14, 2016 at 2:53 am |
Aku sekeluarga juga gemar banget makan Hokben, pak 🙂
June 14, 2016 at 7:47 am |
ponakan saya paling suka salad penyertanya 🙂
June 14, 2016 at 5:48 am |
Sayang Hokben gak ada di Sumbawa jadi gak bisa ikutan lomba he…he…
Semoga menang ya pak Khun…
June 14, 2016 at 7:48 am |
Kemaren itu acara gathering mas Aan.
Iya, baru ada di Jawa dan Bali. Coba ya kalau mereka geser dikit ke timur, hahaha.