Pagi itu, bukanlah pagi yang biasa. Dalam hitungan kerjap mata, ia menyergap awal hari yang seharusnya teduh dan syahdu, menjadi luar biasa. Ingatan padanya, kemudian melekat tajam bak jelantah mencengkeram langit-langit benak. Sejak pagi yang dramatis itu, setiap pagi, dalam rentang waktu yang cukup lama, bersalin rupa menjadi awal hari yang mendebarkan.
Itulah pagi 27 Mei 2006 di Yogyakarta. Kurang lebih pukul 05:55:03 WIB, selama 57 detik dalam geger pertama dan utama, bumi terasa menari tanpa belas kasihan dengan dentum musik berkekuatan 5,9 pada Skala Richter—United States Geological Survey, melalui data yang diperolehnya, bahkan mencatat angka 6,2 Skala Richter.
“Mamiii… Mamiiiii… goyang semua!” | Selengkapnya
Tags: BNPB, drama radio, radio, Siaga Bencana
Leave a Reply