Diselamatkan uberMOTOR di Jakarta, Kini Si Kuning Hadir di Yogyakarta

JARUM jam berdetak beranjak kian tinggi. Cerita di meja makan sebuah resto di Central Park Jakarta, belumlah usai. Saya telah mengulur waktu beberapa saat sebelumnya, maka kali ini—dengan berat hati—tak ada lagi toleransi. Di era kini, Argo Lawu jurusan Gambir-Yogyakarta tak mungkin lalai untuk tepat waktu.

Tak ada yang perlu dikhawatirkan bila semua berjalan lancar. Namun sayangnya, tidak demikian yang terjadi. Apps layanan roda dua yang saya nyalakan, tidak mendapat sambutan. Beralih ke layanan roda empat, tak ada kabar lebih baik. Di antara dua pilihan ini, saya harus bergegas bukan hanya berpindah pintu keluar; melainkan juga beralih area mal.

Selepas bebas dari gedung itu, yang terpapar sebagai pemandangan adalah padatnya lalu lintas yang tak memberi harapan. Hati saya ciut dan sibuk mengusir bayangan cemas bakal ketinggalan kereta dan harus menginap semalam lagi di Jakarta, dengan agenda nganggur berbiaya kamar hotel.

Kereta yang diuber pakai uberMOTOR

Malam itu, kawasan tersebut memang padat tak terkira. Belakangan, saat telah berada di dalam kereta, saya membaca melalui media sosial bahwa di mal tak jauh dari situ, terlihat asap yang sedang mengepul dan ditengarai bersumber dari kebakaran. Dalam situasi genting bagi saya saat itu, satu titik terang telah menyelamatkan ketibaan saya di Stasiun Gambir. Sebuah uberMOTOR merespons, lalu saya naik dan kami merangsek di kepadatan lalu lintas bagai ikan di kaleng sarden bersikutan berebut oksigen.

Saya tiba di gedung warna hijau depan Monumen Nasional (Monas) dan melangkah gegas ditemani napas yang memburu; mencetak tiket, naik ke peron di lantai atas, dan mengempaskan tubuh lega di kursi Argo Lawu sebelum pluit panjang dibunyikan. Ahh, akhirnya saya tak jadi kehilangan waktu dan menyia-nyiakan uang cukup banyak untuk kekonyolan ini. Dan Si Mas driver, yang entah siapa namanya itu, bersalin wujud menjadi local hero saya malam itu. Muachhh, deh Mas!

Me & Rengga

DRAMA bukan Korea ini yang membayang di pelupuk mata saat saya membutuhkan kendaraan hari ini. Seperti biasa, saat setiap anggota keluarga punya kesibukan dan jurusan perginya masing-masing, saya memilih mengalah. Namun yang berbeda, sejak memendam rasa kecewa pada layanan lain sejenis ini di Jakarta, saya teringat pada local hero itu—uberMOTOR. Selentingan yang terdengar dan sempat menjadi buah bibir adalah bahwa Si Kuning ini sudah beredar sekitar sebulan ini di Yogyakarta. Maka, saya pun memutuskan untuk mengunduh Apps Si Kuning. Tak berlangsung lama, semua proses teknis berjalan lancar, saya pun mengembangkan senyum. Dan inilah kisah hari ini…

Jumpa Rengga Tanpa Cinta dan Saiful Tanpa Jamil

KEPERGIAN saya ditemani Mas Rengga Tri. Nama dan wajahnya muncul di layar disertai merek tumpangannya. Pipinya yang chubby, rajin ramah dengan senyum saat kami saling bersapa. Jangan terkejut bila Anda mendapati ia masih mahasiswa dari sebuah perguruan tinggi swasta jurusan tambang di Yogyakarta. Mahasiswa tahun terakhir ini tak pelit berbagi cerita sepanjang perjalanan kami.

Bersama Rengga Si Ramah

Bertumbuh di Sumatera Utara dan beberapa saat berdomisili di Kalimantan sebelum merantau kuliah di Yogyakarta, ia diajak teman kampus untuk mendaftar sebagai driver. Ia tak menolak ajakan ini, karena baginya pekerjaan fleksibel ini tak menimbulkan kekusutan waktu. Rengga menggunakan waktu luangnya yang di sisa masa kuliah dengan tindak nyata yang positif dan produktif. Baginya, memulai usaha mencari uang tidaklah ditandai dengan wisuda. Izin dari orangtua ia peroleh dengan mudah, karena ia hanya disyaratkan oleh mereka untuk tidak mengganggu kuliah.

Me & Saiful

Kisah yang hampir serupa ternyata juga dilakoni oleh Saiful. Tanpa ragu ia berbagi cerita tentang dirinya saat ia mengantar saya pulang. Anak muda ini berasal dari Probolinggo (Jawa Timur). Di masa akhir menjelang lulus, ia menggunakan waktu luang dengan mengoperasikan Si Kuning ini. Yang berbeda dari Rengga adalah isi pesan yang mencerminkan kecemasan dari orang tua Saiful. Anak kedua dari dua bersaudara yang belum lama berselang ditinggal “pergi” oleh sang ibu, dikhawatirkan perihal risiko kecelakaan bila menginvestasikan banyak waktu di jalan raya. Namun, Saiful berhasil meyakinkan orangtuanya untuk memberikan restu yang ia butuhkan.

Keduanya, Rengga dan Saiful, adalah potret menarik yang mengugah saya untuk menuliskan ini di sini, selain “drama tanpa Korea” yang saya alami di Jakarta—sebagai telah saya kisahkan di atas. Mereka ingin berbuat sesuatu, hasil nyata, tanpa perasaan malu serta jauh dari rundung gengsi. Saiful, yang mengaku belum punya pacar, menuturkan bahwa ia tak akan merasa malu dengan kerja sambilan ini pada gadis mana pun pun bila mendapatkan pacar. Ia meyakini bahwa perempuan-perempuan masa kini tak lagi memiliki perasaan malu seperti itu.

“Kok yakin, Mas?” tanya saya memancing apa yang ada di benaknya. Saiful pun memberi argumentasi teguh, dengan alasan bahwa di masa kini mencari uang di masa muda dalam skala tertentu, sudah banyak dilakukan oleh para perempuan muda sebagai hal yang biasa. Ia menyebut berjualan online sebagai contoh bagi landasan prasangka baiknya kepada para perempuan kekinian.

Lagi pula, keduanya realistis melihat penghasilan yang lumayan ada di depan mata yang selayaknya tidak diabaikan hanya untuk bersantai. Rengga mengungkapkan bahwa rata-rata dalam sehari belakangan ini, ia bisa meraih empat panggilan. Sementara Saiful, yang harus ketat membagi waktu, melayani tak kurang dari 2-3 panggilan sehari. Selain sisi ekonomi, apa yang mereka jalani ini sekaligus menjadi sarana untuk menempa mental yang nilainya tak terukur dengan uang. Panggilan pelanggan yang dibatalkan secara sepihak, telah menjadi hal biasa bagi keduanya. Bahkan Rengga bercerita, ia pernah menerima panggilan yang saat dilayani, berada di posisi di tengah sawah tanpa siapa pun. Ah, ia pasti sedang diisengi oleh Si Raja Tega yang kurang kerjaan.

Si Kuning dan Kontribusinya di Yogyakarta

LAYANAN sejenis uberMOTOR bukanlah yang pertama di Yogyakarta. Bahkan Si Kuning bisa dikatakan sebagai Si Bungsu mengingat kehadirannya masih seumur jagung. Pada akhir pekan dan masa libur panjang, saat wilayah-wilayah strategis dan favorit di Yogyakarta terasa kian sesak oleh para wisatawan, layanan sejenis ini menjadi sangat signifikan. Gesit dan tanpa kehilangan kesabaran untuk menuju tempat tujuan.

Namun, ada hal yang lebih menarik dari itu—di luar dugaan saya. Berdasarkan pengakuan Saiful, ia kerap melayani tamu dari luar negeri, yang berasal dari negara-negara tertentu yang layanan Uber telah hadir di sana. Itu sebabnya para turis ini telah sedemikian familiar dan tak ragu menggunakan Uber. Perihal bahasa, tidak menjadi penghambat utama, karena dalam pengakuan Saiful, wisatawan mancanegara ini telah tahu mereka akan ke mana.

Panggilan dari saya untuk jasa uberMOTOR

Ini rute saya bersama Rengga dan Saiful dengan uberMOTOR

Rincian biaya dari uberMOTOR, jelas dan terukur

Bagi Anda yang berada di Yogyakarta atau hendak ke Yogyakarta, entah membutuhkannya dalam waktu segera atau kelak di kemudian hari, ada baiknya Anda bersiap secara praktis untuk berjumpa dengan jasa layanan ini. Jangan alergi, karena teknis operasionalnya tidak terlalu rumit kok. Apps uberMOTOR ini bisa Anda unduh dalam versi Android maupun iOs. Selanjutnya, langkah-langkahnya tidaklah jelimet:

1. Buka aplikasi yang sudah terinstall di HP Anda.
2. Ketikkan posisi Anda saat memesan dan alamat tujuan di bagian yang tersedia.
3. Cantumkan alamat penjemputan dan pilih metode pembayaran (tunai/kartu kredit)
4. Pilih “Pesan uberMOTOR”
5. Di layar akan terlihat identitas pengemudi dan jenis kendaraan yang digunakannya.

Tampilan Menu pada Apps uberMOTOR

Sesederhana itu. Oya, apabila mengunduhnya pada hari-hari ini, tersedia tawaran promosi yang menggiurkan. Anda bisa menyimaknya di bawah ini.

Sugeng Rawuh Warga Jogja dari uberMOTOR

Melimpah Potongan di Masa Promosi uberMOTOR

Ayo, Anda bisa memanfaatkan potongan Rp25.000 yang tersedia bagi 3 orang yang akan naik uberMOTOR untuk pertama kalinya dapat diklaim dengan cara memasukkan kode ini: angt338ue

Mari Merating dan Terimalah Kuitansi

Jika Anda telah selesai bertransaksi, tiba giliran Anda diberi kesempatan untuk memberikan apresiasi atau masukan kepada driver dalam rupa pemberian rating bintang (1-5). Di bawahnya, selain tersedia pilihan aspek penilaian untuk Anda pilih, terdapat kolom isian/testimoni yang bisa Anda manfaat dengan mengetikkan apresiasi maupun masukan bagi layanan yang baru saja Anda terima. Ini kesempatan bagi kita untuk menyuarakan aspirasi atau keluhan—apabila Anda.

Namun, pihak manajemen menerapkan asas keadilan, atau bahasa bahasa dunia pers disebut cover both side, kesempatan memberikan penilaian yang sama juga diberikan kepada driver untuk mengevaluasi penumpang. Nah, sampai di pengujung cerita ini, harap Anda catat ya, dari kedua driver itu, Rengga dan Saiful, ada mendapat apresiasi 5 Bintang. Yay! *tepukdada Hahaha.

Sebagai penutup, saya ingin memberikan informasi bahwa tak lama menyusul transaksi yang Anda lakukan, Anda akan menerima kuitansi, tanda terima, berupa email yang masuk ke alamat email yang Anda daftarkan ketika mengunduh Apps ini. Begini penampakannya.

Tanda Terima/kuitansi dari uberMOTOR via email

Semoga kisah ini mendatangkan manfaat bagi Anda. []

Tags: Uber, uberMOTOR