Archive for the ‘belajar’ Category

Tak Semua Kacang Lupa akan Kulitnya

November 20, 2017

0---Header

Yang terberat dalam setangkup pergulatan hidup saya bukanlah membuka akun dan mulai menulis di Kompasiana. Bukan pula upaya meredam emosi tinggi karena rewel mesin Kompasiana kerap menguapkan semangat dan membubarkan ide-ide untuk menulis blog. Yang tersulit untuk saya lalui bukanlah itu, melainkan kegagalan, berulang-ulang, untuk meninggalkannya.

Di derap minggu yang baru saja berlalu, sebagai misal, saya dihempas dan tiba di tubir keputusan untuk membuka akun di sebuah platform prospektif relatif baru yang memadukan konten news dan blog kuratif. Namun, lagi-lagi, untuk kesekian kalinya, saya kembali terpekur gagal. Memilih terdiam, dan tidak melanjutkan klak-klik untuk Sign up.

15 Agustus 2013 adalah titimangsa akun ini. Namun sejatinya, ini bukanlah akun pertama saya di Kompasiana. Beberapa hari ini saya mencoba membidak akun lawas saya di sini dan mencoba melakukan beberapa upaya pemulihan. Menempuh beberapa upaya ke satu-dua pihak. Namun saya harus berbesar hati dan membiarkan akun www.kompasiana.com/angtekkhun berlalu dar… | Selanjutnya

Kopi di Seputar Perangai Manusia

July 19, 2017

00

Ini kisah perjumpaan dini saya dengan kopi. Di siang terik yang melelahkan, saya membawa langkah keluar dari area perkebunan. Menuruni punggung bukit dengan kaki telanjang, riak air sungai yang berjarak sepelemparan batu dari pagar batas, telah memanggil-manggil untuk dihampiri. Namun ayun langkah jelajah saya hari itu, tak pernah tiba di sana.

Saya dan Kopi

Hamparan tanah datar dan rerimbunan kehijauan di luar jalan setapak menggoda untuk saya amati. Menggalang ingatan di masa kecil itu, saya menemukan tanaman tinggi sepanggul, jenis paku-pakuan. Pucuk-pucuk yang mlungker, mengingatkan saya akan sayur paku yang sering ditumis di rumah dan me… | Selengkapnya

Pinasthika 2016, Ajang Pesta Ilmu Kreatif dari Yogyakarta untuk Indonesia

November 2, 2016

006

Diam-diam, event akbar insan kreatif bernama Pinasthika, telah memasuki tahun ke-17. Perhelatan yang dilahirkan oleh Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) DIY bekerja sama dengan Harian Kedaulatan Rakyat ini berhasil melejit menjadi event akbar nasional dan terus bergerak mencapai format terbaiknya. Jika dahulu ini adalah ajang pesta insan periklanan dan desain yang terkesan eksklusif, kini kita akan menjumpainya sebagai festival terbuka yang melibatkan banyak pihak dan insan, menjadi “surga” untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif Indonesia.

Pada penyelenggaraan tahun lalu misalnya, dengan dukungan penuh dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), selama empat hari melibatkan 400 peserta seminar dan workshop, 150 komunitas kreatif dan perguruan tinggi di Indonesia, serta menampilkan 1.000 karya kreatif dari bidang advertising, desain grafis, desain produk, film, animasi, dan social movement. Untuk tahun ini, Pinasthika Creativestival dengan tema AwakeOn, akan berlangsung 3-6 November 2016 dan mengambil tempat luas di Lantai 3 Hartono Mall, Yogyakarta. | Selengkapnya

Traveling, Travel Blogger, dan Siasat Jalan-jalan

October 4, 2016

00

The world is a book, and those who do not travel read only one page
—Saint Augustine

Traveling dan menulis sejak hari-hari lampau adalah dua dunia yang teramat dekat saat muncul ke permukaan, sehingga Anda patut menduga mereka bersaudara kembar dalam iringan perjalanan—jauh sebelum blog, Instagram, dan media sosial menyapa kita. Dan keduanya, traveling dan menulis, di suatu era di masa lalu, telah menampakkan wajah eksotis yang mendatangkan decak kagum.

Saya masih belia ketika itu, saat terkagum-kagum membaca kisah-kisah traveling yang dimuat di Majalah Gadis. Emji Alif adalah salah satu nama yang mengemuka saat itu. Tulisan bersambung kisah perjalanannya dalam menerobos pelosok-pelosok negeri ini, dilampiri tebaran foto-foto eksklusif sebagai saksi, selalu dirindukan dan ditunggu oleh pembaca. Di kesempatan lain dalam format berbeda, pengalaman menggauli bumi nusantara ini lahir sebagai setting cerpen-cerpennya.

Dalam sebuah posting di … | Selengkapnya

Jleb! Sujiwo Tejo pun Mendongeng Tentang Kebudayaan vs TIK

September 17, 2016

00-gaya6

Kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikai (TIK), seolah berdiri di depan dan berlari meninggalkan banyak yang telah hadir sebelumnya, termasuk di dalamnya adalah kebudayaan. Bahkan keduanya kerap kali dianggap bertentangan dan saling meniadakan.

Namun, asumsi ini terbantahkan saat panitia Festival CanDoRI TIK 2016 mengundang kehadiran budayawan Sujiwo Tejo untuk mengisi Seminar dan Talkshow bertajuk “TIK untuk Pariwisata dan Kebudayaan”, Sabtu, 17 September 2016 bertempat di Ghratama Pustaka, Yogyakarta. | Selengkapnya

Belajar Menulis Review dari Kompas Klasika Ini

September 13, 2016

04

Saya tidak punya kemampuan yang baik dalam mengulas (review) produk/brand. Kerap kali, saya kehabisan akal untuk menghidupkan benda-benda mati semacam ini. Itu sebabnya saat berjumpa dengan Riana Dewie (salah seorang pengelola KJOG—Komunitas Kompasianer Jogjakarta), saya suka merajuk minta diajari olehnya.

Riana Dewie, sebagaimana kita ketahui, hampir selalu menjadi pelanggan dalam kompetisi mengulas produk—sepeda motor, museum, hingga yang paling sering: Smartphone. Ia sudah melalang hingga ke Negeri Singa untuk menghadiri peluncuran sebuah (merek) smartphone yang dibarengi dolan-dolan cuci mata (city tour), sebagai ganjaran atas prestasinya mengulas smartphone tersebut di Kompasiana … | Selengkapnya

Pembelajaran Hidup dari Kamp Lingkar Tambang

March 9, 2016

Infografis FINALJika Anda ingin sukses dalam 1 tahun, tanamlah padi
Jika Anda ingin sukses dalam 10 tahun, tanamlah pohon
Jika Anda ingin sukses selama 100 tahun, didiklah manusia
-Pepatah China

Pendidikan, bagi sebagian orang, masih dimaknai sebagai aktivitas di bangku sekolah (atau kampus). Orangtua menunaikan kewajibannya melalui alokasi pembiayaan, lalu mereka melanjutkan hidup di dalam dunianya. Menyekolahkan anak ibarat menyerahkan properti ke pabrik otomotif. Semakin tinggi kemampuan pembiayaan Anda, maka kian tinggi pula tingkat kecanggihan “produk” akhir yang dihasilkan. Dalam bahasa sederhana, kekayaan orangtua berbanding lurus dengan kualitas anak yang akan dihasilkan. Dari kantong yang tebal akan lahir “mobil” premium, dari dompet yang cekak cukuplah “kendaraan” LCGC (Low Cost Green Car). | Selengkapnya