Archive for the ‘Green’ Category

Manusia di Antara Kota dan Ruang Publik

September 30, 2015

20150318_152409Deru pembangunan yang kencang di perkotaan dengan daya pikat tinggi sebagai konsekuensi logis dari pertumbuhan ekonomi, telah memangsa ruang-ruang hingga menggerus batas dan mengundang arus urbaninisasi yang tak terelakkan. Di sisi lain, kesadaran akan kebutuhan ruang-ruang publik (public spaces) yang muncul kemudian dan dituangkan melalui produk perundangan (hukum), kerap dieksekusi sekadar untuk memenuhi tuntutan kuota yang disyaratkan. Hasilnya, terkadang mewujud hanya dalam rupa ruang tanpa dampak signifikan dan berujung pada kondisi terbengkalai menjadi lahan tidur atau bahkan bertransformasi menjadi kawasan aktivitas “remang” serta mengikis rasa aman warga. | Selengkapnya

Rumah Ramah Bersahabat dengan Air

April 30, 2015

01---DepanHai Air, perkenalkan namaku Banyu. Tahu enggak, waktu kecil aku takut padamu, terutama saat kau dan teman-temanmu datang beriring guruh dan guntur di malam hari. Pada masa itu, listrik belum tersedia dan atap rumah kami terbuat dari seng yang selalu hiruk-pikuk menyambut kedatanganmu. Angin yang berembus membuat pijar api pada sumbu lampu templek di kamar turut bergoyang-goyang, memantulkan bayang-bayang hitam yang semakin seram kulihat dari balik kelambu yang mengelilingi ranjang untuk melindungi kami dari gigitan nyamuk. Aku memeluk erat guling, menutup telinga dengan bantal, dan meringkuk dengan debar jantung kencang yang kadang disertai keringat dingin sebelum tertidur karena kelelahan. | Selengkapnya

Nenek Bodoh Ber-“Local Wisdom” di Meja Makan

January 28, 2015

20150121_162445“Nenek saya seorang pembohong.” Ini kali kedua saya menuliskan pengakuan melalui kalimat ini. Kembali saya tuliskan di sini dengan perasaan tulus dan tarikan napas lapang. Semasa kecil, saat kami kumpul bersama-sama tante-tante, Nenek becerita bahwa ia orang bodoh yang tak pernah duduk di bangku sekolah. Saya tidak membantah, bukan karena pencitraan sebagai cucu yang baik. Karena percaya atas ucapannya. Dasarnya sederhana saja. Ayah saya saja, sebagai putra sulung beliau, hanya bersekolah sampai kelas tiga Sekolah Rakyat (SR, kini kita mengenal dengan sebutan Sekolah Dasar). Kurang yakin apa bila dalam kehidupan sehari-hari, Nenek saya tidak bisa menulis. | Selengkapnya

Membenahi Gagal Paham Soal Green Building

December 22, 2014

IMG-20141219-04389Secara sporadis dalam pemberitaan media massa, tentu kita pernah mendengar tentang “Green Building”. Dua kata ini terserak di antara sejumlah istilah lain seperti “Global Warming”, “Rumah Kaca”, “Gerakan Hijau”, “Ramah Lingkungan”, “Hemat Energi”, dan sejenisnya. Namun sajian yang serba sepintas dan kurang informatif bagi orang awam atau orang yang belum peduli akan hal ini, membuat kita sering kali gagal paham soal yang satu ini.

Semula saya menduga “Green Building” itu identik dengan gedung yang didominasi oleh cat berwarna hijau. Dasar pemikirannya sederhana, pada saat duduk dibangku SMP guru saya pernah menyampaikan bahwa memandang yang hijau-hijau itu bagus untuk kesehatan mata. Ketika saya lebih tahu, saya mengira “Green Building” itu identik dengan bangunan yang memiliki area taman yang luas, tanamannya banyak dan rimbun, sudut-sudut bangunan dipenuhi oleh pot-pot yang ditanami tanaman hias, atap gedung ditanami rumput serta perdu yang menjulur turun. | Selengkapnya

Sekali Menebar Langkah, Seribu Makna Terlampaui

December 16, 2014

IMG-20141016-03567Suara decit pertama kaki kereta Sancaka mengakhiri keraguan saya. Plan B tak selalu lebih jelek, maka saya pun tiba pada keputusan untuk berjalan kaki—bukan duduk tenang di dalam yang sejuk taksi untuk mencapai tujuan. Menyanggong ransel, saya berdiri dalam antrean untuk menapaki koridor Stasiun Gubeng. Seorang diri, saya menyeruak dari arus besar yang mengalir ke arah pintu keluar utama di sisi Jalan Gubeng Masjid. Sebaliknya, saya berbelok ke kanan,  melintasi beberapa rel, dan menyusup di pintu bertuliskan KELUAR. Dahulu, inilah sisi utama Stasiun Gubeng—lebih dekat ke arah pusat kota.

(more…)